Nabi muhammad belajar pengetahuan agama dari Waraqah
Muhammad kemudian protes bahwa dia tidak mengerti apa yang dimaksudkan Jibril tersebut. Hadits yang diceritakan istri mudanya, Aisha, menceritakan bahwa Jibril menekan dada Muhammad sebanyak tiga kali (Martin Lings, op.cit hal 43) dengan maksud untuk membuatnya mengikuti perintah. Mendadak, dia merasa dipenuhi sinar pengertian, dan dia membaca lima ayat pertama dari Surat yang disebut Iqraa (Surat 96), ditulis dalam sebuah spanduk / bendera yang tergantung diujung langit. Ketika selesai, sang utusan surga berkata, “Oh, Muhammd, sebenarnya kau adalah nabi tuhan dan aku adalah malaikatnya Jibril!”
Penuh ketakutan, Muhammad lari kerumah. Khadijah menenangkan dan menyelimutinya. Setelah beberapa waktu, malaikat Jibril muncul dirumahnya dan memerintahkan dia utk “Bangun dan berilah peringatan, Hai orang yang berselimut!” Menurut hadis Hadhrat Zubair, Surat Muddaththir (Surat 74) adalah Surat pertama yang diturunkan pada Muhammad dan bukan surat Iqraa (Surat 96), seperti yang dipercaya banyak muslim.
Khadijah kemudian memanggil Waraqah. Katanya ‘Sepupuku, dengarkan apa yang dikatakan keponakanmu!’
‘Keponakan tersayang! Apa yang kau lihat?’ tanya Waraqah. Saat Muhammad selesai berbicara, sang pendeta bertanya kepadanya dan mengulangi peringatan2 sebelumnya. Dia lalu menyatakan bahwa apa yang dikatakan Muhammad bukan saja benar tapi Muhammad juga adalah nabi yang kedatangannya telah dituliskan oleh kitab agama2 lain. Waraqah juga mengatakan, ‘Ah! Seandainya saya masih muda dan dapat menyaksikan saat dimulainya misi ini !’ (Sahih Bukhari 1:3). Meski ia mendukung Muhammad, Waraqah tidak pernah memeluk islam dan mati sebagai Kristen Nosrania. Mengapa?
Nampaknya maksud Waraqah agak berbeda terhadap Muhammad. Tujuan Waraqah sebenarnya adalah untuk mengumumkan bahwa Muhammad menjadi penerusnya (sebagai pendeta Nestorian!) untuk menjadi kepala masyarakat Nosrania di Mekah.
Baca Juga: Sejarah masa kecil Nabi Muhammad
Muhammad mengerti tugasnya dan apa yang diharapkan darinya. Ia mulai mengkotbah dan memperingatkan orang tentang hal2 yang tidak mereka ketahui dalam Kitab Suci. Ia menunjukan kepada mereka jalan yang benar dan agama yang sah. Ia membacakan mereka teks dari buku suci Yahudi yang diterjemahkan Waraqah itu. Tujuannya sebenarnya memperingati orang akan Taurat dan Injil. ‘Peringatkan. Kau hanyalah seseorang yang memperingatkan!
’Setelah kematian Waraqah, ia diberi jabatan sebagai pemimpin religius. Namun ia takut bahwa Allah telah meninggalkannya karena wahyu tidak turun selama 2-3 tahun. Tetapi akhirnya wahyu datang juga dan malah ia sempat memodifikasi pesan2 sebelumnya. Perubahan ini sesuai dengan perkembangan watak Muhammad. Kemudian di Medinah, wahyu2 Quran ditambahkan kepada ayat2 Mekah.
Para kolektor Hadis seperti Muslim Ibn al Hajjaj, al Bukhari dan al Isfahani setuju bahwa pendeta Ebionit bernama Waraqah itu menerjemahkan Injil kedalam bahasa Arab. Apa isi Injil ini? Untuk itu kita harus melihat ke data2 bapak2 pendiri gereja.
Buku2 terbitan mereka merupakan indikator menakjubkan tentang keempat abad pertama Injil Ibrani ini. Injil yang tidak terkenal ini akhirnya tertanam dalam Quran berbahasa Arab dan menjadikannya hubungan penting kepada ‘naskah asli’ (al-lawh al-mahfouz) yang dikatakan merupakan sumber Quran.
Sejarawan paling dini, Eusebius (w. 340) mengutip Hijsub, yang hidup di permulaan abad ke dua, mengatakan: ‘bahwa ia mereproduksi teks Injil menurut Yahudi, yaitu Injil Aramaik dalam bahasa Ibrani. Katanya, ‘Injil ini adalah yang paling dipercaya kaum Ibrani yang percaya kepada Yesus Kristus.’
Mengenai golongan Ebionit, ia mengatakan: Mereka hanya menggunakan Injil Ibrani dan tidak menunjukkan ketertarikan kepada Injil2 lain. Katanya, ‘Mereka mematuhi hari Sabat dan tradisi2 Yahudi lainnya. Mereka saling menegur agar mempraktekkan prinsip2 Taurat. Mereka menganggap bahwa penyelamatan manusia tidak terbatas pada hanya percaya dalam Yesus Kristus, tetapi dalam melaksanakan hukum Musa.’
Epiphanus (w. 403) menulis tentang sekte Ebionit dan Injil Ibrani sekte tersebut: ‘Mereka hanya terikat pada Injil (Matius) dan menamakannya ‘Injil menurut Ibrani’. Injil Matius itu tidak sempurna tetapi telah dirubah dan masih tidak lengkap.’ Epiphanus mengutip St Irenaeus, uskup Lyon (w.208), ‘Ebionit hanya menggunakan Injil Matius, tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan yang benar kepada Tuhan.’
Para bapak2 pendiri gereja berbicara tentang penyelewengan (unorthodoxy) kaum Ebionit. Ada kalanya injil mereka disebutkan Injil Nazerine (Injil orang Nazareth), Injil Ibrani, Injil Ebionis atau Injil ke12 Apostel. Ini merupakan versi injil aramaiknya Matius, yang juga menjadi salah satu sumber injil2 kemudian. Injil Ibrani ini menurut kaum Ibrani memainkan peran penting dlm men-transfer doktrin2 heterodox ataupun ortodox kedalam kepercayaan dan praktek Muslim.
Ajaran2 seperti Yesus sang Mesiah, Roh Kudus, zakat, kiamat dan pengadilan terakhir dan nasib akhir manusia, ini semua tercakup dlm Injil Ebionis. Tapi teks Injil Ibrani yang diadopsi dan ditulis kembali oleh Waraqah dalam versi Arabnya bukan terjemahan akurat dan penuh. Metodanya lebih dekat kepada exegesis dan apologetic ketimbang terjemahan dan transmisi secara harafiah.
Selain mendapatkan pengetahuan agama dari Waraqah, Muhammad juga mendapatkan pelajaran agama dari Zaid bin Amr. Seperti yang ditulis diartikel terdahulu, bahwa Muhammad bukanlah orang yang pertama kali menentang budaya berhala di Mekah. Di Sirat Rasul diceritakan mengenai beberapa orang yang dengan keras menentang polytheisme dan ingin mereformasinya menjadi monotheisme absolut. Salah satunya adalah Zayd bin Amr ini. Muhammad dan Zaid bin Amr sering bertemu digua2 sewaktu mereka sedang bersemedi. Bahkan gua Hira, tempat dimana Muhammad mengaku bertemu hal gaib, adalah tempat bersemedi favorit bagi Zaid.
Pelajaran keagamaan yang diterima Muhammad dari Zaid, dikemudian hari banyak dituangkannya kedalam Quran. Anda dapat membandingkan tulisan2 berupa syair yang di buat oleh Zaid dengan Quran buatan Muhammad tersebut.
Dengan bekal keagamaan yang cukup dari guru2nya, sekaligus dukungan penuh dari orang2 seperti Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai yakin dengan misi yang diembannya. Misi awalnya ia lakukan secara sembunyi2, kebanyakan yang menjadi target Muhammad adalah sahabatnya, para budak, dan orang2 miskin. Dengan modal kekayaan yang memang diberikan Khadijah untuk mendukung misi suaminya tersebut, Muhammad berhasil menarik para budak dan orang2 miskin untuk menjadi pengikutnya.











Comments (0)